Bab 151 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 151
"Kalau begitu, kelak nanti jika datang
ke Indonesia aku akan mengundangmu makan malam di rumah," janji Khansa.
Carl tersenyum dan mengangguk, dalam hati
sedikit tidak rela jika Khansa berhenti menjadi asistennya.
"Kapan akan kembali ke
Indonesia?" tanya Cari.
"Dalam tiga hari ini," jawab
Khansa. Carl pun mengangguk lagi, lalu Khansa berkata lagi, "Maafkan aku,
karena harus pergi secepat ini."
"Aku mengerti, jika Aku ke Indonesia
maka aku akan menagih janjimu," ujar Carl.
"kalau begitu aku akan menantikan
kedatanganmu," Jawab Khansa.
Khansa pun pamit, dan bergegas meninggalkan
Oracle Farmasi. Setelah bayangan Khansa menghilang, Carl pun segera menemui
Tuan Smith dan mengajukan surat pengunduran dirinya, lalu pergi begitu saja
tanpa berakata sepatah kata pun.
Tuan Smith membuka surat tersebut, lalu
berkata, "Keluarga sebastian memang unik, yang satu datang tak diundang,
yang satu pergi tanpa dipinta."
Khansa hari ini pulang lebih awal, karena
sudah tidak terkait lagi dengan Oracle Farmasi. Sementara Leon, sedang
melakukan meeting via video confrence dengan jajaran bawahannya.
Khansa merasa sangat lelah dengan petualangan-petualangan
yang telah dialami.
Khansa masuk ke ruangan kerja Leon, melihat
suaminya sedang menunduk membaca berkas, lalu dengan santainya melangkah
mendekatinya. menarik pulpen dari tangan suaminya itu, lalu menenggelamkam diri
duduk di pangkuan Leon.
Mata Loen melebar, gerakan manja istrinya
itu baru saja di lihat oleh seantero jajaran perusahaannya di beberapa negara
dan beberapa daerah, "Astaga Nyonya Sebastian, suami sedang bekerja
Lho." ujarnya.
"Emm ... aku tahu. Aku hanya sedikit
merasa lelah dan ingin dipeluk," jawab manja Khansa lagi sembari
membenamkan kepalanya di bahu Leon dan tanganya merangkul pinggang kuat
suaminya itu.
Leon mendekatkan kepalanya ke daun telinga
Khansa lalu berbisik lembut, "Aku sedang melakukan vidoe confrence."
"Emm ... ya aku tahu," jawab
Khansa malas.
Beberapa detik kemudian dia tersadar itu
artinya gerakan-gerakan dia tadi bukankah artinya terlihat oleh banyak orang.
Kali ini mata Khansa yang terbelalak,
"Oh ya ampun, mengapa kau membiarkan aku memelukmu di depan mereka?"
Protes Khansa.
"Apa yang salah jika Nyonya Sebastian
memeluk Tuan Sebastian," jawabnya.
"Oh ya ampun ..." ujar Khansa
tanpa bisa berkata-kata lagi, seraya berdiri tanpa mau menoleh ke arah laptop
Loen.
Dengan cepat Leon berkata, "Rapat akan
di jadwal ulang," lalu menutup layar laptopnya itu.
Leon dengan cepat melangkah mengejar
Khansa, "Bukankah tadi kau bilang lelah dan ingin dipeluk?"
Leon segera menggendong istri kecilnya itu
dengan gaya gendongan ala-ala pengantin.
Dengan lembut dia membawanya ke kamar
utama, lalu merebahkannya di ranjang besar mereka.
"Tuan Sebastian, bukankah kau sedang
rapat?" tanya Khansa.
"Istri minta di peluk, sudah tentu
rapat harus dihentikan," jawab sembarang Leon yang dengan cepat ikut
berbaring di sisi Khansa dan langsung memasukan tubuh mungil istrinya itu ke
dalam pelukannya.
Keduanya tenggelam dalam kedamaian yang
belum pernah mereka rasakan selama ini, ruang hampa sekarang telah terisi. Dua
telah menjadi satu dan saling melengkapi kekurangan diri masing-masing.
Di indonesia, Nyonya Kawindra mendapatkan
berita jika Rendra telah menikah dengan Emily, hatinya begitu marah karena
merasa telah di khianati.
"Mereka akan kembali ke Indonesia
dalam beberapa hari," lapor asisten Nyonya Kawindra.
Mendengar itu tentu saja hatinya tidak
merasa senang, menunggu kepulangan putranya memang dia tengah menunggunya, tapi
tanpa membawa wanita yang dia anggap sebagai wanita j*lang.
Beberapa hari kemudian Mereka semua tiba di
Indonesia. Dalam perjalanan pulang, Rendra terus menggenggam tangan Emily yang
terasa dingin itu.
"Apa kau gugup?" tanya Rendra.
"Tentu saja, bertemu ibu dengan status
baru, kau pikir aku bisa tenang," jawab Emily.
"Bukankah ada aku?" tanya Rendra.
Emily pun mengangguk, lalu melemparkan
pandangannya ke jendela mobil mereka.
Perangai Nyonya Kawindra terhadap dirinya,
tentu dia sangat tahu. Hanya dengan satu kata saja yang paling cocok untuk
menggambarkan hubungan antara mereka berdua Yakni kebencian tanpa batas.
Sementara itu Leon dan Khansa tidak langsung pulang, melainkan langsung menuju
ke kediaman Isvara untuk menjemput Kakek.
Mereka berdua turun dari mobil. Jihan dan
Yenny sedang ada di rumah, dan terdengar sedikit ada keributan di ruang
keluarga.
"Dasar wanita murahan!" hardik
Jihan kepada jane sambil menamparnya.
Belakangan diketahui jika Jane memiliki
hubungan terlarang dengan Fauzan. Dan ini benar-benar membuat Yenny dan Jihan
marah besar.
Yenny memandangi Jane dengan tatapan ingin
membunuh ketika melihat hasil tes kehamilan yang Jane bawa untuk di tunjukan
kepada keluarga Isvara.
Jane menuntut dan berharap mendapatkan
pengakuan dari keluarga Isvara. Berpikir jika dia bisa masuk ke dalam keluarga
sosialita kelas atas ini, maka hidupnya akan berangsur mewah meski hanya
menjadi seorang selir.
Ditambah lagi dia berpikir jika menjadi istri
kedua Fauzan, bukankah itu artinya dia juga adalah ibu mertua dari Tuan
Sebastian. Dengan dua status itu, maka dia sudah membayangkan jika kehidupannya
akan membaik karena dipenuhi oleh kemewahan melimpah.
Khansa dan Leon menonton penganiayaan itu
tanpa berkata apa-apa, tidak melerai. Karena merasa tidak ada urusan dengan
hancur atau tidaknya keluarga Isvara ini. Mereka ini hanyalah sekelompok orang
yang diberi makan oleh ibu mertuanya tapi malah menggit majikannya.
Khansa dan Leon menoleh ke arah suara pintu
yang di tutup dengan keras, itu adalah Maharani dan Fauzan yang baru saja tiba.
"Mana wanita j*lang itu?" teriak
marah Maharani.
Begitu masuk Maharani langsung saja
menampar Jane sampai tersungkur, lalu menendang perutnya dan sedikit berakiba
buruk pada kandungannya. Jane memegangi perutnya yang terasa menjadi kram itu.
Melihat jika jabang bayi tidak bersalah
akan menjadi korban keegoisan orang dewasa maka Khansa pun yang sedari tadi
berdiam di susut ruangan, langsung saja maju.
"Minggir," ujarnya ketus.
Khansa mengambil tangan Jane, lalu
memeriksa denyut nadinya. Khansa segera membuka tasnya dan mengeluarkan jarum
emasnya lalu mulai menusuk ke beberapa titik akupuntur, untuk menyelamatkan
bayi Jane.
Khansa Tetap melakukan dengan serius, meski
Jane berkali-kali ingin mencelakainya, Khansa pun berkata "Jangan besar
kepala, aku membantu bukan karena menyetujui perbuatanmu. Bayi dalam
kandunganmu berhak hidup. Meski aku kasihan jika dia harus dibesarkar dengan
ibu sepertimu."
Maharani dan Jihan ingin menarik Khansa
yang sedang mengobati dengan serius, tapi suara magnetis Leon menghentikan
gerakan mereka ketika suara itu mengatakan “berhenti.”
Mereka pun diam tak berkutik, Khansa
menutup kotak jarum akupunturnya ketika merasa jane sudah stabil. Dia berdiri
lalu berkata, "Kedatanganku untuk menjemput Kakek, permasalahan keluarga
Isvara aku tidak mau tahu dan tidak mau ikut campur."
Penutup
Bab 151 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 151 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 151 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.