Bab 180 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 180
Khansa membuka lemari, mengambil sebuah
kotak kecil lalu memasukan kaos kaki mungil abstrak itu, dan menyimpannya
baik-baik sampai bayi mereka lahir nanti.
Leon menarik Khansa duduk di sisi ranjang
mereka, “Ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu?"
"Ada apa?" tanya Khansa.
“Aku memiliki hadiah lain untukmu,"
ujar Leon.
“Hadiah lagi?” ujar Khansa.
Leon mengambil berkas yang ada diatas nakas
mereka, lalu memeberikannya ke tangan Khansa, “Ini adalah akta kepemilikan
Farmasi Isvara.”
“Farmasi Isvara," ujar khansa sembari
membaca berkas itu.
“Lalu ... Bagaimana dengan Fauzan?” tanya
Khansa.
“Tentu saja dia sekarang hanya seorang
karyawan biasa, dan kau adalah bosnya," jawab ringan Leon.
Khansa tidak menginginkan ini. Tapi
mengingat ini adalah seharusnya warisan dari ibunya maka akhirnya dia pun
menerimanya.
“Dan satu lagi, nanti malam kita ada janji
makan malam dengan Nenek Quin," jelas Leon.
“Apa Nenek Quin akan menyukai aku?"
tanya Khansa sedikti gugup.
“Kau sudah berhasil menaklukan aku, jadi
aku yakin akan sangat mudah membuat Nenek Quin menyukaimu," Jawab leon
seraya menyelipkan rambut Khansa, dan mengecup-ngecup bibirnya.
Leon pun mengajak Khansa bersiap untuk ke
kediaman Quin. Sementara itu, di rumah sakit, Maharani sudah membawa Yenny
kembali pulang ke kediaman Isvara. Namun, alangkah terkejutnya melihat jika
rumah mereka telah ada tulisan akan dijual dari agensi yang membantu menjual
itu rumah.
Fauzan terlilit hutang dalam jumlah bersar,
dan jalan keluar paling cepat untuk mendapatkan uang ini adalah dengan menjual
rumah utama kediaman Isvara. Dan sekarang Ibu dan anak itu dilarang untuk
masuk. Jihan pun sudah menangis kencang, karena mereka tidak bisa memasuki
rumah megah mereka lagi.
“Ibu ... kita harus bagaimana?'' ujar
Jihan.
“Diam ... jangan menangis terus!” hardik
marah Maharani.
“Biarkan ibu berpikir” ujarnya lagi.
Maharani meminta diijinkan masuk untuk
mengambil barang-barang dia dan anak-anaknya, petugas keamaan di sana
mengijinkan dia masuk. Maharani dan Jihan segera masuk dan mengambil barang
berharga mereka yang masih bisa diselamatkan.
Di Kamar, maharani merasa marah karena
perhiasan dan uang tunai diam sudah diambil semua oleh Fauzan, dia pun
merutukinya, “Dasar sial!”
Maharani langsung menuju ke tempat dia
menyembunyikan perhiasan rahasia dia, pada saat ini dia merasa beruntung karena
pernah meyembunyikan diam-diam batangan emas dan beberapa perhiasan juga
sedikit uang tunai senilai 20 juta. Sementara Jihan membawa baju-baju mahal dan
tas-tas bermerk juga sepatunya. Petugas keamaan mengijinkan mereka tinggal
sehari di rumah itu untuk mengepaki barang-barang pribadi mereka.
Jika di kediaman Isvara ada badai, maka di
kediaman Khansa ada Pelangi. Kedua pasangan yang akan menjadi orang tua itu
sudah bersiap menemui keluarga Kandung Khansa. Leon melihat istrinya itu
terlihat gugup lalu, menggenggam tangannya untuk menenangkan.
“Nenek pasti akan sangat menyukaimu, ingat
kau saja bisa menaklukanku", hibur Leon.
Di rumah Nenek Quin, nampa juga Dafa sedang
membantu Neneknya itu bersiap menyambut tamu yang sudah dia tunggu-tunggu
sedari tadi, “Nenek, sebenarnya sedang menunggu siapa?” tanya Dafa.
“Cucu Nenek," jawab gembira Nenek
Quin.
“Siapa? Cucu Nenek kan hanya aku
saja," ujar Daffa.
Ketika sedang berdebat, mobil hitam pun
masuk ke area pelataran halaman rumah Nenek Quin, “Itu dia mereka sudah
datang," ujarnya.
Dafa merasa penasaran dan tidak melepaskan
pandangannya dari mobil itu, terlihat sepatu laki-laki turun menginjak tanah,
Dafa mengernyitkan alisnya ketika pria itu membelakanginya, lalu terlihatlah,
sepatu mungil manis menginjak tanah. Leon dan Khansa melangkah mendekati Nenek
Quin dan Dafa lalu menyapanya, “Nyonya Quin.”
"Nenek," sapa Khansa juga.
"Kalian..." ujar Dafa.
Nenek Quin mencubit pinggang Dafa, “Yang
sopan, ini adalah sepupumu,: ujarnya.
“Apa, sepupu?" tanya heran Dafa.
“Apa ini adalah ... maksudku Paman Gala
adalah ayahmu?" tanya Dafa.
Khansa mengangguk, lalu Dafa menarik tangan
Khansa, “Benarkah ...?” ujarnya terlihat senang.
Semasa hidupnya Gala Quin termasuk dekat
dengan Dafa kecil dulu, jadi tentu saja dia merasa senang memliki sepupu, anak
dari pamanannya itu.
"Jika begitu ayo kita masuk,"
ajak Dafa.
Mereka berbincang agak lama, yang
bertahun-tahun terpisah sungguh wajah jika pertemua makan malam ini menjadi
lama. Di tambah mendengar jika Khansa akan memberikan seorang cicit untuk Nenek
Quin, kegembiraan pun bertambah horai-horai ramainya.
Nenek Quin tidak bisa mencegah air matanya
agar tidak terjatuh, “Panggil Nenek sekali lagi.”
“Nenek,” panggil Khansa dengan lembut.
Nenek Quin pun memeluk Khansa lagi, dan
berkata, “Kapan waktu datanglah lagi dan menginaplah.”
Dalam perjalanan pulang, Khansa mendekatkan
dirinya kepada Leon. Merangkul tangannya dan bersandar di bahunya itu. Seraya
berkata dalam hati 'Di hari biasa seperti ini. Hidup bersamamu dengan sepenuh
hati.
Dikelilingi dengan senyuman. Apakah kau
dapat merasakan cinta ini'.
Leon merangkulkan tangannya ke bahu Khansa,
lalu mengecupi puncang kepalanya, “Apa merasa lelah?''
“Tidak ...” jawab Khansa.
Leon mentautkan jari tanganya ke jari
tangan Khansa, lalu memandanginya seraya berpikir “Sesuatu yang digenggam oleh
tanganku ini, merupakan kebahagiaan terbesarku'.
Leon merasa esok hari dan seterusnya
kehidupan dia akan selalu diterangi cahaya, di kelilingi oleh Cinta yang setera
dengan udara bersih, terhirup perlahan ke dalam hari-harinya.
Sesampainya di rumah, Khansa mengajak untuk
melihat papa mertuanya itu, “Ma" panggil Khansa.
“Bagaimana keadaan Papa?" tanya
Khansa.
“Mengalami kemajuan," jawab Professor
Lexa.
“Kemana carl?" tanya Leon.
“Itu” jawab Professor Lexa seraya menunjuk
kearah taman.
Nampak carl sedang sibuk berbicara
disambungan ponselnya, "Jadi apa kau sudah menemukannya?" tanya carl
kepada salah satu koleganya.
“Identitas yang aku tahu, dia adalah ahli
Forensik," jawab sumber Carl itu.
“Terakhir terlihat di Eropa,Rumania,” jawab
sumber itu lagi.
“Rumania ... Eropa tengah,” gumamnya.
Carl menoleh kearah kamar papanya, merasa
saat ini sayapnya tengah tertahan di sini, jadi tidak bisa dengan cepat terbang
ke Rumania untuk melihat malaikat cantiknya itu.
Dokter Forensik dengan kecantikan seperti
itu sungguh adalah godaan terbesar pria yang akan sulit untuk dihindarii, hati
Carl pun berdegup kencang memikirkan pasti akan ada beberapa pria yang mengejar
malaikatnya itu. Sementara dia masih berjalan di tempat.
Carl pun menyudahi sambungan telponnya dan
masuk ke dalam, Dia segera mengecek keadaan Papanya kembali, berpikir semakin
cepat Papanya membaik, maka dia akan bisa segera memburu malaikatnya itu.
Melihat Carl sudah mengambil alih
perawatan, Professor Lexa pun menarik Khansa untuk duduk, lallu berkata,
"Aku mednapatkan pesan dari Maharani.”
“Pesan apa?" tanya Khansa.
“Ucapan terima kasih, lalu juga memberitahu
bahwa dia akan pindah ke desa Bersama Yenny dan Jihan. Memulai hidup baru di
sana,” jawab Professor Lexa.
“Aku tidak bisa membantu banyak, tapi aku
mendoakan agar mereka baik-baik saja," ujar Khansa.
“Kau memang anak baik," puji Professor
Lexa sembari mengusap-usap puncak kepala Khansa.
Penutup
Bab 180 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 180 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 180 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.