Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 181 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 181

Carl benar-benar serius untuk menyembuhkan papanya, dia berpikir jika kisah cintanya bergantung banyak kepada kesembuhan Papanya ini. Professor Lexa juga sama seriusnya di dalam menjaga suaminya itu sekaligus menjaga kandungan Khansa.

Dalam seminggu sekali Leon mengatur Khansa menginap di Villa Anggrek dan juga kediaman Quin. Professor Lexa menasehati Leon agar tidak egois, karena itulah Leon membuat pengaturan ini.

Hari ini Leon mengantarkan Khansa ke kediaman Kawindra. Dia datang karena masih memberikan terapi akupuntur kepada Nyonya kawindra.

Hari masih pagi, Namun, Khansa sudah meminta ke rumah Emily. Begitu sampai Khansa langsung saja memeluk Emily dan menangis, “Sayangku, mengapa kau menangis,” ujar Emily sambil memandangi Leon.

Merasa tidak berbuat salah, Leon mengangkat tangannya seperti gaya orang menyerah. Rendra juga menatapi Leon dengan tetapan curiga, lalu leon berkata, “Bukan aku ... aku tidak tahu apa-apa," jawabnya mengesal.

Emily membawa Khansa duduk, lalu bertanya lagi, "Ada apa?"

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

“Aku ... tiba-tiba saja merindukanmu," jawab Khansa.

“Oh Ya tuhan sayang, aku pikir kau dipukul suamimu!" ujar Emily.

Emily memahami jika mood ibu hamil bisa berubah-rubah maka dia pun memeluk Khansa lagi, “Aku tidak kemana-mana, jika mau kau bisa juga menginap di sini."

Leon langsung menginjak kaki Rendra, tiap minggu dia harus berbagi Khansa dengan Nenek Sebastian dan juga Nenek Quin, jika di tambah berbagi dengan Emily, maka dia merasa akan berubah menjadi kanebo kering.

Rendra sedikit meringis, tapi, memahami maksud kawan baiknya itu, “Sayang ...” ujarnya pelan.

Emily memandang kepada Leon dan Rendra, “Apa kalian tidak ke kantor?”

Rendra dan Leon saling berpandangan, “Iya .. Iya kami akan berangkat sebentar lagi,” jawab Rendra.

Leon mengecup pipi Khansa. “ Aku berangkat, nanti sore aku akan menjemputmu.”

Leon memberikan waktu seharian bagi Khansa untuk bermain dengan Emily, berharap Khansa tidak merengek untuk menginap tidur bersama Emily.

“Bagaimana keadaan Nyonya Kawindra?" tanya Khansa.

“Berkatmu, sudah jauh lebih baik," jawab Emily.

Mereka berdua masuk ke kamar Nyonya Kawindra, saat ini dia sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi. Melihat Emily masuk, dia pun melemparkan senyuman senang.

Khansa memperhatikan hal ini, lalu tiba-tiba berpikir, jika tangis yang tadi apakah itu tangis bahagia karena sepertinya Nyonya Kawindra sudah mulai menerima Emily.

Khansa mengusap-usap perutnya, “Kau sungguh peka sekali nak.”

Khansa duduk di sisi ranjang sambil tersenyum, lalu bicara dengan suara rendah, “Terima kasih.”

Nyonya Kawindra tersenyum dengan mata sedikit berkaca-kaca, selama ini dia tidak mengetahui kebenarannya. Pada malam pernikahan waktu itu, Tuan Kawindra meninggalkan dia bukan untuk ibunya Emily, tapi karena ingin mengakhiri hidupnya tapi, ternyata Ibunya Emily datang dan menyelamatkan suaminya itu. Bahkan sampai terluka.

Dalam hati dia merasa menyesal selama ini malah membenci Emily, pada akhirnya dia memutuskan di sisa hidupnya ini akan menyayangi Emily seperti putrinya sendiri. Selesai menterapi Nyonya Kawindra, Emily dan Khansa membuar rujak pedas.

“Apa kau tahu rumor yang aku dengar," ujar Emily.

“Apa?" tanya Khansa.

“Yang aku dengar jika suka pedas maka biasanya orang itu pintar” jawab Emily.

“Selama hamil kau sangat suka makanan yang lebih pedas, jadi sepertinya keponakan aku ini akan sangat-sangat cerdas dan pintar”. ujar Emily sambil tertawa.

“Kau ini ada-ada saja ..” jawab Khansa sembari tertawa dan memasukan satu buah mangga muda berikut sambal pedas.

Di sore hari ketika Leon datang menjemput, Dia terkejut di atas meja makan aneka jenis makanan pedas sudah tersedia, “Apa kalian memakan ini semuanya?" tanya Leon.

“Iya,” jawab riang Khansa.

Leon menealan air liurnya, karena teringat dengan kuah pempek pedas yang waktu itu dia makan, Leon pun berkata, “Sayang jangan terlalu banyak memakan makanan pedas.”

“Aku hanya mencicipinya sedikit-sedikit saja,” jawab Khansa.

“Asalkan tidak berlebihan maka aku mengijinkan,” ujarnya sambil mengusap puncak kepala Khansa.

Rendra juga baru saja masuk ke ruang makan, lalu Khansa pun berkata, “Karena makanan ini sudah dibeli, maka kalian bantu kami untuk menghabiskannya.”

Rendra melihat makanan-makanan yang tersaji di meja, reaksinya sama seperti reaski Leon. Dua lelaki tampan itu saling berpandangan, lalu melihat kepada istri masing-masing. Pada akhirnya mereka duduk patuh.

Emily dan Khansa menyendokan nasi dan lauk pauk pedas itu, Rendra dan Leon pun memaksakan senyumanya sambil mengunyah. Lalu leon berkata, "Sayang apa kau tidak mau membungkuskan satu untuk Carl.”

“Ah iya, hampir saja aku melupakannya," ujar Khansa.

Leon pun tersenyum tipis, dirinya mana boleh menderita sendiri. Selesai makan dan menghilangkan pedas di lidah dan mulut, barulah Leon membawa Khansa pulang. Nampak Carl sedang rebahan di sofa, sambil memainkan ponselnya.

“Ini kami membawakan makanan untukmu, ujar Leon meletakan kotak makanan itu di dada Carl.

“Wah kebetulan sekali, aku memang sedang merasa lapar," ujar Carl.

“Jika begitu makanlah,” ujar Khansa tersenyum senang.

Carl segera membuka kotak itu, tercium aroma yang mencurigakan. "seperti wangi cabai' pikirnya.

Dan ketika dia membuka tutup kotak itu, alisnya langsung mengernyit, “Ya tuhan ini adalah cabai.”

Leon duduk sambil menyilangkan kakinya sambil berkata, “Habiskan, jangan sampai tidak habis.”

'Dia menindasku lagi' gumam Carl dalam hati.

Carl melihat kepada Khansa, merasa tak ingin mengecewakan hati kakak iparnya itu, maka carl pun segera memasukan sesuap demi sesuap makanan pedas itu sampai habis. Khansa memujinya, “Kau pintar sekali,” ujarnya sembari mengusap-usap kepala Carl lalu beranjak pergi.

Melihat landak kecilnya menuju ke kamar, maka Leon pun ikut menyusul. Sementara carl sedang mengipas-ngipasi wajahnya dengan tanang karena merasa kepedasan. Gerakan mengipas-ngipas Carl terhenti ketika melihat Professor Lexa masuk ke ruang keluarga dengan tergopoh-gopoh.

“Ada apa Mom?" tanya Carl.

“Papa ... papa ... membuka kedua matanya", jawab Professor Lexa.

Mendengarnya cari langsung saja berlari ke Pavilium, dan benar saja Tuan besar Sebastian telah membuka matanya, “Papa.” ujar Carl terbata sedikit menangis.

Kedua ibu dan anak itu sama-sama menangis karena bahagia, Leon langsung berlari ketika mendengar jika papanya tersadar. Carl mellihat Leon datang dan langsung saja berlari memeluk kakaknya itu.

Leon masih dalam keadaan terkejut, jadi tidak merespon pelukan carl, “Papa telah sadar, dia telah bangun. Kita berhasil menyembuhkan papa", ujar carl.

Carl segera menarik Leon untuk melihat papanya, “Lihatlah ... Papa sudah membuka matanya.”

“Papa..." panggil Leon dengan nada gugup.

Mereka bertiga pun duduk di sisi ranjang, Tak berapa lama Khansa pun masuk. Leon beridiri dan menggandeng Khansa ke hadapan papanya itu, “Pa ini adalah menantu Papa.”

Melihat Khansa seperti melihat wajah yang dikenalnya, maka Tuan besar Sebastian pun menitikan air matanya, dia teringat kepada Stephanie dan Gala Quin.

Penutup Bab 181 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 181 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 181 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.