Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 18 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 18

Khansa memandangi Leon, pria berkaki panjang itu berdiri membelakangi cahaya, kontur wajahnya yang tampan seolah dibingkai dengan bingkai emas, pria yang memakai kemeja hitam ini terlihat sedikit lebih misterius dan dingin dari biasanya.

Terkadang Khansa masih tidak mempercayai takdir yang mengikat dirinya dengan pria ningrat nan tampan ini.

Khansa berpikir jika ibunya pasti sudah banyak berdoa ketika sedang mengandung dirinya, sampaisampai Tuhan menghadiahi suami seperti Leon, mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna bagi mata Khansa.

Khansa mengalihkan pandangannya ke bawah secepat kilat, Khansa menahan nafasnya sambil menunduk. Sebuah ikat pinggang mahal berwarna hitam melilit di pinggang pria itu sehingga menampakkan lingkar pinggang yang kencang, ya… inilah pinggang kuat… yang dibilang Emliy dan yang tadi mereka diskusikan melalui pesan suara whatsApp.

Setelah sadar bahwa dirinya sudah terpengaruh oleh ucapan Emliy. Wajah Khansa bersemu merah karena lagi-lagi memikirkan dengan serius perkataan Emliy tadi.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

"Issh … ini lagi berpikir apa seh!" gumam Khansa, yang sedikit tidak mempercayai dirinya tengah berpikir mesum tentang suaminya sendiri, pria dengan pinggang yang kencang.

Khansa pun bergegas menghentikan pemikirannya, dan sedikit memukul-mukul pelan keningnya dengan kedua tangannya agar perkataan Emliy tadi pergi dari pikirannya.

Khansa mengatur nafasnya lalu bertanya seperti biasa, “Tuan Leon, untuk apa kamu berdiri di sana?”

Khansa berbicara dengan nada yang terdengar berusaha biasa saja sambil sedikit menyengir, tapi Leon dapat melihat jika saat ini jantung Khansa sedang bertalu-talu dengan kencang.

Leon mengernyitkan alisnya sambil menatap gadis itu, “Sepertinya aku melihat seekor kucing sedang mengeong.”

Khansa, "A… apa?" bertanya dengan bingung.

Leon, “Minta kawin.”

Wajah Khansa seperti merah seperti udang rebus saat mendengar Leon mengucapkan kedua kata itu, Khansa langsung saja melemparkan handuk di tangannya dengan kuat ke wajah tampan suaminya itu.

"Ish … kau ini, apa meledek aku sekarang sudah menjadi hobimu kah?" Khansa bersungut.

Leon tidak menghindari lemparan handuk dari Khansa, Leon menangkap handuk yang Khansa lemparkan dan malah membuat moodnya tampak menjadi sangat baik.

Khansa mengulurkan tangan hendak menutup pintu kamar mandi dan bersiap mendorong tubuh Leon agar menjauh. Namun, lutut Leon sedikit menekuk dan menahan pintu, “Marah?” tanya Leon.

Khansa mendengus tanpa menjawabnya. Dengan lembut Leon mengusap-usap puncak kepala Khansa.

Leon memberi tahu Khansa bahwa dirinya akan pergi beberapa saat, pergi dinas ke luar kota, "jika ingin ada yang dibicarakan maka katakan saja sebelum aku pergi."

Khansa berpikir sejenak sambil menggigit pelan jari kelingkingnya, lalu menggelengkan kepalanya dengan maksud memberi tanda jika tidak ada.

"Tidak ada! Tidak ada hal yang ingin aku bicarakan," ujarnya kepada Leon.

Melihat memang sepertinya tidak ada yang mau dibicarakan oleh Khansa, Leon malah menarik Khansa ke dalam pelukannya.

Khansa ingin melepaskan diri, “Tuan Leon, apa yang kamu laku…”

Belum juga Khansa menyelesaikan kalimatnya, Leon malah sudah menarik tangan mungilnya dan diletakan di atas pinggang kencangnya.

Telapak tangan yang lembut segera menyentuh otot-otot kekarnya di balik pakaian tipis, Khansa merasa ujung jarinya seperti disengat oleh aliran listrik, dan membuatnya terkejut hingga menarik kembali tangannya.

"Tuan Leon jangan seperti ini!" pinta Khansa dengan suara sedikit terbata dan terdengar malumalu.

Namun, Leon menahannya, tidak membiarkannya mundur. Leon sangat menyukai situasi ini, menggoda istri kecilnya ini tiba-tiba saja sudah menjadi hobi yang tak bisa dia lepaskan.

Leon sedikit menunduk ke Khansa, bibirnya yang tipis menempel di daun telinga Khansa yang sudah memerah, lalu berkata dengan suara berat, “Begini sudah sama seperti yang kau mau tidak?”

Khansa merasa sangat malu, dia berkata, “Tuan Leon, tentang itu … kami itu tadi hanya bercanda lho, lepaskan aku dulu!”

"Eh … itu! Tadi kami benaran hanya iseng, kok" jelas Khansa meyakinkan Leon.

"Kami tadi hanya mengenang candaan masa lalu saja, jadi jangan dianggap serius lho," jelas Khansa lagi.

Tepat disaat keduanya saling memandang dengan canggung, Paman Indra mengetuk pintu kamar mereka dari luar dan menyampaikan bahwa pesawat pribadi telah siap. Leon melepaskan pelukan tangannya dari Khansa.

"Lain kali dilarang keras untuk menonton film-film action itu lagi," bisik Leon, mengecup satu pipi Khansa dari balik cadar, Kemudian dia bergegas pergi.

Leon meninggalkan Khansa dalam sedikit kelimbungan, "Ei … itu tadi dia memelukku hanya untuk mengatakan itu kah?" gumam Khansa.

Khansa merasa sedikit lucu dan romantis, ketika Leon mengatakan larangan tentang itu. Tapi, melalui sebuah cara pelukan.

Selesai mandi Khansa naik ke atas ranjang, dia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengirim pesan

WhatsApp lagi pada Emily, tapi kali ini Khansa mengalihkan topik sugar baby dengan Emily.

Jika tidak begitu, maka pembahasannya bisa akan sangat panjang. Mulai dari usia, tinggal dimana, apa pekerjaannya, siapa teman-temannya, apakah kaya atau tidak dan tentang kapan akan membawa dirinya untuk bertemu dengannya.

"Apa kau sudah tidak Syuting lagi, karena sepertinya kau memiliki banyak waktu untuk mencari gosip tentang aku?" tanya Khansa.

Emily pun mengirim pesan untuk memberi tahu Khansa kalau dia akan syuting film selama beberapa waktu, "Esok aku akan pergi untuk beberapa lama untuk Syuting."

"kau baik-baik ya, selama tidak ada aku! Ingat jangan menangis," "Ish … apanya yang menangis," tukas Khansa.

Membaca pesan Emily tentu saja membuat Khansa tertawa, ini yang sering menangis siapa ? Di tiap kali akan berpisah. Ketika tiap kali Emily datang berkunjung bermain ke tempat Khansa, maka di setiap kali jika sudah saatnya pulang maka Emily akan menangis tersedu-sedu lagi, tak rela berpisah, tak mau pergi meninggalkan Khansa di desa.

Bahkan ada sekali waktu, Emily sudah menarik-narik Khansa agar ikut bersamanya kembali ke kota. Sampai-sampai Khansa harus membentak Emily untuk menyadarkan tindakan impulsifnya itu.

Sampai sekarang jika mengingat itu Khansa selalu tertawa, karena bukan hanya sekedar membentak Emily, namun juga menyabetnya dengan sapu lidi. Khansa satu-satunya orang yang berani menyabet calon ratu film dengan sapu lidi. Jika ini tersebar di media, pastilah Khansa akan menjadi Viral.

"Kau berhati-hatilah," isi balasan pesan Khansa.

"Ting" terdengar lagi nada balasan cepat dari Emily, "Tapi kau tenang saja, meski jauh namun, dekat dihati," tambah Emily.

"Lagipula aku juga sudah memerintahkan orang untuk menggali skandal Maharani, jadi kau sudah bisa tenang,"

Untuk soal setia kawan, maka Emily sudah tidak perlu diragukan lagi, sedari kecil sudah terlihat sungguh peduli dengan Khansa, apalagi sekarang. Ketika Emily memiliki kepopuleran yang bisa menolongnya, sudanh tentu Emily akan berdiri paling depan untuk menolong kawan baiknya itu.

"Tunggu kepulanganku, nanti kita kuliti bersama-sama," isi pesan Emily.

Penutup Bab 18 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Bab 18 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 18 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.