Bab 178 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 178
Leon dan Carl tersenyum mendengar pujian
manis Khansa, meski terasa pedas di lidah mereka. Leon memasukan sesuap demi
sesuap pempek itu sampai tetes kuah terakhir.
Ketika selesai, keduanya langsung menyesap
susu yang telah disediakan, susu bisa menghilangkan pedas, jadi tentu saja
mereka menyesapnya dengan tanpa jeda.
'Oh ya Tuhan anakku, ketika Papa bilang kau
hanya boleh merepotkan Papa, tapi bukan dengan cara seperti ini' pikir Leon.
'Lain kali harus menjaga perkataan' pikir
Leon lagi sambil menahan pedas.
Keringat becucuran di wajah dan tubuh tegap
Leon dan Carl. Khansa mendekat lalu mencium pipi Leon dan berkata, "Terima
kasih karena kau begitu mencintai kami."
Leon hanya bisa menjawab dengan senyuman,
karena tak sanggup menjawab. Lidahnya benar-benar terasa terbakar. Sementara
Carl yang terbiasa memakan menu masakan Eropa. lansung saja duduk di lantai
sambil bersandar dan berpikir, mengapa calon keponakannya itu senang sekali
menjahilinya.
"Haissh ..." Carl merinding
ketika membayangkan jika keponakannya itu lahir, berpikir kira-kira akan
berbuat apa pada dirinya nanti.
Di Paviliun, Nampak Nenek Sebastian dan
Professor Lexa berbicara dengan serius. Nenek berkata dengan bijak,
"Terima kasih karena sudah menjadi lilin bagi keluarga Sebastian."
Professor Lexa mengangkat kepalanya,
"Lilin?" tanyanya.
"Ya lilin, kau bersedia terbakar hanya
demi memberi cahaya kepada kami." jelas Nenek sebastian mengibaratkan
pengorbanan Professor Lexa selama ini.
Mereka berdua pun menangis sambil
berpelukan, Nenek lalu berkata lagi, "Sekarang kita adalah satu keluarga,
jadi jangan sungkan."
Professor Lexa mengangguk dengan senyuman
lega, badai telah berlalu, gelap berganti terang. Masih belum terlambat untuk
merajut kenangan yang manis bersama keluarga. Dia pun membiarkan Nenek sedikit
lebih lama bersama putranya itu, dan pergi keluar.
Professor Lexa melihat kedua putranya duduk
di lantai sambil bersandar, "Apa yang terjadi?"
Leon melambai-lambaikan tangannya, memberi
tanda kalau tidak ada apa-apa. Khansa masuk ke dalam ruang malan lalu
memanggil, "Ma."
"Ma... bisa aku bicara sebentar!"
pinta Khansa.
Professor Lexa pun meninggalkan Leon dan
Carl, "Ada apa?"
"Tentang obat yang Mama bilang ...
Obat untuk Yeny Isvara," jawab Khansa.
"Apa kau mau aku membuatnya?"
tanya Professor Lexa.
"Iya Ma, aku tidak ingin membawa
dendam, tidak ingin membuat bayi ini merasakan perasaan buruk. Dan membenci
adalah suatu hal yang buruk," jelas Khansa.
"Jika begitu, demi cucu Mama, maka
akan dibuat penawarnya," jawab Professor Lexa sembari mengusap puncak
kepala Khansa.
"Aku akan membantu Mama jika memang
diperlukan," ujar Khansa.
"Ah tidak sayang, kau harus
banyak-banyak makan dan beristirahat saja," jelas Ptofessor Lexa.
Di ruang makan, setelah pedas di lidah Leon
mereda, dia pun segera.pergi ke ruang kerja untuk memimpin rapat. Begitu layar
dinyalakan semua staff terkesima dengan bibir pink Direktur mereka itu.
Sementara, Khansa membawa Nenek Sebastian untuk menemui Bibi Fida dan Kakek
Isvara, setelah berbincang sebentar, diapun kembali ke Villa Anggrek.
Jika Kakek Isvara sudah nyaman tinggal
bersama Khansa, maka lain hal dengan Fauzan Isvara. Perkataan Khansa tentang
tes DNA pun masih terngiang-ngiang. Diam-diam dia melakuan Tes DNA kepada Yenny
dan Jihan lebih dulu.
Merasa kekayaannya menipis, jadi Fauzan
memutuskan untuk menyimpan yang kelak bisa memberi keuntungan kepadanya, dan
membuang yang akan menjadi bebannya.
Dia berpikir jika Yenny dan Jihan bukan
darah dagingnya maka akan lebih mudah membuangnya.
Jane datang ke kantor Fauzan, berjalan
dengan angkuhnya, seakaan dia lah pemilik perusahaan farmasi Isvara. Dirinya
sungguh sangat heboh minta dilayani ini dan itu. Karena melihat Jane sedang
hamil maka Fauzan membiarkan sikap sombongnya.
Hari ini Fauzan membawa Jane ke rumah
sakit, selain untuk memeriksa kandungan Jane, Dia juga ingin mengambil hasil
dari Tes DNA yang sudah di lakukan. Jane pun tidak tahu jika Fauzan sudah
melakukan ini.
Ketika Jane di periksa, Fauzan
meninggalkannya sebentar dan mengambil hasil tes DNA. Mata Fauzan seperti
berbinar ketika melihat jika Yenny dan Jihan bukanlah anak kandungnya.
"Wanita sialan ..." Fauzan
merutuki Maharani.
"Tapi ada bagusnya, ini akan
memudahkan untuk mengusir kalian," ujar pelan Fauzan.
“Ini adalah hasil tes keseburan Tuan"
ujar dokter itu lagi.
Mata Fauzan terbelalak, di hasil tes
keseburan itu dinyatakan bahwa sp*rmanya bermasalah, dan dia dinyatakan
mengalami kemandulan.
"Apa ini ... tidak mungkin ... tidak
mungkin ..." ujar Fauzan dengan tidak percaya.
"Tidak ada kesalahan Tuan, itu adalah
hasil yang sebenarnya," jawab dokter itu lagi.
'Jika aku mandul, lalu siapa ayah bayi yang
dikandung oleh Jane' pikir Fauzan.
Dengan impulsifnya Fauzan meninggalkan
ruangan dokter itu, lalu pergi menemui Jane. Baru saja selesai melakukan
pemeriksaan, dan keluar dari ruang periksa. Fauzan segera menarik Jane, membuka
sebuab pintu, itu adalah koridor tangga rumah sakit.
"Katakan anak siapa yang sedang kau
kandung ini?"
Jane terkejut, lalu berkata , "Tentu
saja ini adalah anakmu," jawabnya.
'plak' satu tamparan mendarat di wajah
Jane, "Wanita sial, jelas-jelas ini bukan anakku," hardik Fauzan.
"Jangan pernah muncul lagi
dihadapanku!" ujar Fauzan lalu pergi begitu saja.
Jane terjatuh duduk, hatinya menggalau
karena Fauzan sudah mengetahui semua jika bayi yang tengah dia kandung bukanlah
anaknya.
"Bagaimana ini ... bagaimana!"
gumam pelannya.
Hatinya tiba-tiba membenci Khansa, dia
menyalahkan semua ini kepada Khansa. karena perkataannya waktu itu, jadilah
Fauzan mengetahui semua tentang kebohongannya selama ini.
Jika keluarga Isvara menuju kehancuran,
maka Keluarga baru Khansa sedang diliputi kebahagian yang berlipat-lipat.
Leon keluar dari ruangan kerjanya, dan
melihat Khansa sedang belajar merajut bersama Mamanya. Leon mendekati,
"Sedang membuat apa?"
"Sepatu bayi," jawab Khansa.
"Bolehkah aku membuatnya juga, kau
membuat sebelah kanan aku membuat sebelah kiri," ujar Leon.
"Aku juga ingin membuatnya, ujar Carl.
"Mama sedang buat apa?" tanya Carl. "Sarung tangan bayi,"
jawabnya.
"Jika begitu Mama membuat sebelah
kanan, aku membuat sebelah kiri," ujar Carl tidak mau kalah dari Leon.
"Bagaiman kalu kalian yang membuat
keduanya saja!" usul Professor Lexa.
"Ei ... ini ..." ujar Carl dan
Leon sembari memandangi Professoe Lexa yang membawa Khansa beristirahat di
kamar.
"Ma ..." ujar Leon dan Cari
bersamaam lagi.
"Sst ... jangan cengeng! Lakukan saja
biar cepat selesai ok!" ujar Professor Lexa sambil tertawa kecil.
"Ini bagaimana caranya," ujar
Carl kepada Leon.
Leon mengambil buku panduan, mencoba
memahami instrukis cara merajut, lalu mencobanya. Mereka berdua mencoba selama
berjam-jam sampai lelah, dan akhirnya tertidur dengan benang yang sedikit
melilit di atas tubuh mereka.
Profesaor Lexa mengecek keadaan mereka,
lalu tersenyum melihat gaya tertidur kedua putranya itu, diam-diam mengeluarkan
ponsel dari saku lalu memfotonya.
Keesokan paginya Carl dan Leon tersedak teh
manis hangat ketika di ruang makan melihat seorang pelayan menggantungkan frame
foto besar mereka yang sedang tertidur bak gaya anak kucing yang sedang bermain
benang wol.
"Bagaimana? Bagus tidak?" tanya
Professor Lexa.
Penutup
Bab 178 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 178 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 178 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.